MANUSIA PERMATA

Oleh Ishak Zainal

Manusia mestilah dalam perjalanan hidup meraih manusia permata.

Manusia yang bercahaya.

Di alam ini saja begitu banyak perumpamaan berupa contoh benda2 yang berharga seperti emas, permata, berlian.

Manusia permata ada yg memang sudah dari asal keturunannya. Itulah keturunan Nabi Ibrahim As sebagai bapak Tauhid. Turunan-turunan beliau menjadi manusia permata yg bercahaya dan nyata tajalli pada Baginda Rasulullah Saw. Baginda Rasulullah Saw pun mewariskan permata pada Ahlul Baitnya, Keturunan2nya.

Mereka menjadi cahaya Allah di muka bumi ini karena anugerah Allah terhadap kepatuhan dan kekuatan Tauhid Nabi Ibrahim As, sehingga Doa Baginda Ibrahim As pun diterima Allah untuk mengistimewakan para ahlul baitnya. Itulah permata cahaya manusia yang memang sudah menjadi karunia Allah atas mereka. Sementara orang2 yang memiliki sifat dengki di hatinya tentu mengingkari akan keistimewaan atas Ahlul Bait Rasulullah Saw.

Apakah mereka heran atas karunia itu? Padahal nyata telah Allah anugerahkan cahaya keimanan pada ahlul bait Rasulullah Saw. Itulah manusia-manusia permata yg menjadi tiang-tiang penyangga bencana atas suatu kaum. Itulah penegak cahaya Allah yang selalu berupaya menumbuhkan Rahmat kasih sayang dan selalu menumbuhkan bibit. cahaya keimanan pada umat, serta di kalangan mereka menjadi penegak yang Haq dengan keberanian mereka tampil memukau publik dengan kegarangan dan keberaniannya.

Inilah yg disebut manusia permata yang berdasarkan keturunan yaitu ahlul bait Rasulullah Saw. Ini dari segi adanya darah kenabian dan inilah yg dipandang. Jangan memandang dari segi perbuatan jikalah ahlul bait ada yg terjebak maksiat, karena itu salah pandang. Pandanglah dari segi adanya darah Nabi Saw yg mengalir pada keturunannya.

Itu dari segi keturunan. Sesungguhnya ahlul baitku seperti bahtera Nuh. Sesungguhnya keluargaku adalah orang2 yang beriman

Selain dari segi turunan, juga ada manusia bercahaya dari segi keimanan. Mereka hamba Allah yg selalu mendekatkan pada Allah dan RasulNya sehingga kedekatan dan mahabbah itulah mereka bagian dari keluarga Nabi Saw dari segi cahaya keimaman yg tumbuh dan merawat keimanan itu, sehingga meniadi manusia2 permata yang juga menjadi cahaya Allah. Bahkan di kalangan mereka pun juga tidak sedikit menjadi kekasih, wali Allah.

Maka dari segi keluarga Baginda Nabi Saw yaitu dari segi ahlul bait dan dari segi umat2 yg menjaga keimanan dan menumbuhkan cahaya keimanannya. Itulah manusia2 yg menjadi permata hidup dan dalam kehidupan ini.

Manusia permata dan manusia yang berpermata cahaya keimanan adalah manusia yg selalu menzahirkan cahaya2 Rahmat bagi sekelilingnya.

Mereka adalah manusia yg bercahaya. Dimana pun dilemparkan manusia permata itu maka akan tetap berharga. Di lumpur pun terlempar maka tetap memancarkan cahaya yaitu cahaya keimanan dan cahaya inilah yg dipandang oleh Allah, oleh para malaikat, bagai bintang di langit yang bercahaya di tengah kegelapan.

Pahamilah, sesungguhnya cahaya itu tidak di timur dan tidak di barat tapi sesungguhnya ada di tengah-tengah diri setiap manusia. Itulah cahaya misykat yg memancarkan cahaya dan cahaya itulah yg memancarkan Rahmat dan cahaya Mahabbah.

Itulah permata diri manusia.

Salam 💚💚💚✍️

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *